Pisor Silo Dari Tumbang Panggo |
D
|
ulunya saya berpikir yang mengerti Hindu Kaharingan
itu adalah orang-orang tua yang dipandang cukup secara umur, namun seiring
waktu paradigma saya berubah akan hal tersebut; ada beberapa pengalamanya nyata
yang saya temukan secara pribadi akan beberapa-beberapa hal;
Apakah
itu?
Ada seorang teman saya, panggil saja Silo, pemuda yang
masih terlihat muda dan belum berkeluarga ini kiranya tidak asing bagi
masyarakat Tasik Payawan Kab. Katingan,
beliau merupakan orang muda yang memiliki loyalisas dan semangat tinggi dalam
membangun daerahnya, berbicara mengikuti berbagai Festival Tandak Intan Kaharingan baik di Kecematan, Kabupaten,
Provinsi ataupun Pusat beliau adalah masternya (juaranya), saya kira hal itu
tidak berlebihan karena memang demikian adanya! beliau juga merupakan seorang Pisor (Rohaniwan) yang tidak diragukan
lagi, selain itu beliau juga memimpin organisasi yaitu ketua Majelis Kelompok (organisasi agama Hindu
Kaharingan tingkat desa) bukan hal yang asing baginya dan kepercayaan
masyarakat akan dirinya tidak pernah teragukan, umat Hindu Kaharingan di Desa Tumbang Panggo hampir mencapai 90
persen tetap bertahan sampai sekarang kegiatan ritual berjalan dengan baik,
pembinaan umat dan generasi berjalan dengan teratur, beliau merupakan contoh
orang muda yang patut kita teladani.
Perjalanan kita berlanjut pada orang kedua masih dari tempat yang sama Beliau
adalah Riky Madan pria muda dan tampan ini adalah teman
saya sejak Sekolah Menegah Atas (SMA) kembali kepada masa lalu kami, beliau
juga orang yang loyal terhadap agamanya sering mengikuti kegiatan umat Hindu
Kaharingan di Kasongan ibu Kota Kabupaten Katingan sekarang, hal yang menarik
dari beliau adalah ketika lulus SMA beliau melakukan perjalanan untuk
melanjutkan study ke luar Kalimantan yaitu ke Jogyakarta sungguh waktu yang
cukup lama untuk menyelesai studynya kira-kira ± 5 tahun, kurang terpapar
dengan tatacara dan kebiasa seperti yang dilakukan oleh umat kita di Kalimantan
Tengah, hal yang muncul dalam pikiran saya saat itu adalah beliau akan berubah
haluan (berubah agama) ternyata dan ternyata beliau tetap pada kepercayaannya,
sungguh suatu hal yang luar biasa. Kini beliau bertugas di Kec Kamipang yaitu
Baun Banggo desa terujung pada muara Katingan yang memiliki umat Hindu
Kaharingan yang dulunya pernah saya kunjungi dimana sebelum dan sesudahnya desa
tersebut bermayoritas Muslim. Beliau
dengan senang hati mulai menghidupkan kegiatan keumatan disana, hal kira
menjadi hal yang terlupakan oleh kita semua dan memerlukan dukungan yang besar
dari segenap kita, bukan hanya tokoh-tokoh seperti mereka diatas.
Perjalanan kita berlanjut pada orang kedua masih dari tempat yang sama Beliau
Riky Madan Menyampaikan Pandehen |
Herwandi dan Tokoh Muda Lainnya |
Nama yang lain tidak kalah adalah Herwandi, S.Pd, H
beliau adalah lulusan Jurusan Pendidikan STAHN-TP Palangka Raya, pemuda yang
mandiri sejak kuliah ini juga tidak kalah dengan orang muda agama lain, beliau
datang dan melakukan ibadah dari kampung ke kampung, berbagai daerah diKalimantan
Tegah sudah di laluinya untuk tujuan bersama dan mengembangkan umat Hindu
Kaharingan, sambil beribadah beliau juga memberikan penerangan tentang
pentingnya bagaimana Etika dan Estetika diterapkan dalam memimpin berbagai
ritual keagamaan. Banyak hal yang sudah dilakukannya contoh dan teladan ini
patut kita teruskan demi perkembangan kualitas umat Hindu Kaharingan.
Selain itu ada satu orang lagi teman muda yang saya
kagumi yaitu SULIANSYAH Tubuh tambun dan kulit sawo matang, penampilan sangat
sederhana serta murah senyum, itulah penampilan keseharian Suliansyah yang saat
ini berstatus mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Tampung Penyang
(STAHN-TP) Palangka Raya diketengahkan diedisi profil pada Mujabu edisi kedua.
Suliansyah adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara dari
keluarga petani, lahir di Balai Riam pada
tanggal 12 Pebruari 1985 Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara. Riwayat
pendidikan yang dijalani SDN I Balai Riam Tahun 1994 -2000, SMPN I Balai Riam tahun
2000 – 2003, SMAN Balai Riam 2003 2006, STAHN-TP 2007 – Sekarang. Kepedulian
terhadap kehidupan sosial keagamaan telah begitu melekat pada pemuda ini sejak
kecil, dimulai dari mengikuti kegiatan Basarah rutin yang biasa dilaksanakan di
desanya, sampai pada saat dia baru lulus SMAN-I Balai Riam tahun 2006
Suliansyah dengan berbekal motivasi serta keterampilan yang sangat minim
memberanikan diri untuk mengabdi pada umat Hindu di bidang pendidikan Agama
Hindu sebagai tenaga pengajar mata pelajaran Agama Hindu di tempat dia
bersekolah dulu, karena di daerahnya sangat langka bahkan boleh dikatakan belum
ada guru mata pelajaran Agama Hindu.
Pada tahun 2007 Suliansyah mendapat informasi dari Tim
Pengabdian STAHN-TP Palangka Raya Budi Purnomo dkk, dan Tim Penelitian STAHN-TP
Palangka Raya Mujiyono dkk, tentang keberadaan STAHN-TP Palangka Raya, semakin
memotivasi dirinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat, dengan
berbekal tekad serta do’a dan restu orang tuanya, Suliansyah meninggalkan
kampung halaman, orang tua, guna meningkatkan pengetahuan tentang ilmu agama
Hindu pada STAHN-TP Palangka Raya, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan
olehnya waktu itu.
Perjuangan masih panjang, sampai di Palangka Raya Raya,
hidup sebatang kara karena tiada sanak saudara, tidak membuatnya ciut nyali
justru semakin membangkitkan semangat hidupnya dengan memberdayakan serta
mengisi hari-harinya untuk selalu belajar dan belajar. Kebutuhan hidupnya tidak
berharap banyak pada kiriman orang tua, dengan bekerja keras menabas rumput,
membuat parit dll, mencari ikan dan sayur untuk dikonsumsi membuat dia bisa
bertahan sampai kini.
Suliansyah yang tinggal di sekretariat Kesatuan
Mahasiswa Hindu Dhama Indonesia (KMHDI) Jl. G Obos VIII Kota Palangka Raya dari
tahun 2009 s/d dengan 2011, aktif di beberapa kegiatan Mahasiswa antara lain :
Sumber Daya Manusia pada Badan Eksekutif
MAhasiswa STAHN-TP Palangka Raya periode 2010-2011.
Ketua Pimpinan Cabang Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Hindu STAHN-TP Palangka Raya periode 2008-2009
Kepala Bidang Keagamaan pada Badan Eksekutif MAhasiswa
STAHN-TP Palangka Raya periode 2009-2010
Kepala Bidang
Pengembangan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Kota Palangka Raya periode 2009 -2011
Sekarang Suliansyah tinggal menyelesaikan Skripsinya,
keinginannya secepat mungkin menyelesaikan study dan akan kembali mengabdikan
diri pada umat di kampung halaman.
Motivasi Kuliah di STAH :
Ingin Paham tentang Agama setelah mendapat informasi
dari tim pengabdian Budi Purnomo dkk tahun 2006, dan tim penelitian mujiyono
2007.
Ingin mengabdi pada umat melalui pembinaan di bidang
pendidikan.
Tidak berharap banyak terhadap apa yang telah
ditempuh, tetapi sebagai sarjana mestina dapt membuat lapangan pekerjaan.
Orang tua terutama ayah sebagai motivator utama dalam
menempuh pendidikan Sarjana Agama
Yang membantu biaya orang tua sediri.
Harapan terhadap lembaga agama Hindu: Semoga menjalin
hubungan yang lebih baik antara lembaga keagamaaan hindu, agar dapat memberikan
pelayanan kepada umat secara maksimal.
Orientasi lulus dari STAHN pulkam, mengabdi untuk
membina and meningkatkan pemahanan umat tentang agama Hindu Kaharigan di daerah
saya.
Sesuatu yang berkesan ketika mengadakan sesuatu yang bersifat
ritual bersama dengan unsur yang lain.
Dari realita teman-teman diatas, saya
merasa terharu akan orang muda yang berpikir kreatif dengan menyumbang sumber
daya yang mereka miliki untuk memajukan kita dari berbagai hal, mereka berdua
adalah orang muda yang tidak berbesik pendidikan Agama Hindu dalam artian
mereka tidak mengenyam pendidikan disekolah tinggi Agama tetapi memiliki
loyalitas yang tinggi apa lagi sebaliknya, cerita akan kita lanjutkan pada
beberapa orang lainnya dikemudian, jadi tidak ada orang yang akan merasa kami
berjuang SENDIRI tetapi sungguh banyak orang MUDA lainnya yang berjuang diluar
sana dengan cara mereka sendiri-sendiri.
No comments:
Post a Comment