D
|
alam melakukan kegiatan balian para Basir
(Pemimpin Ritual) melakuan nyanyian suci yang disebut Lunas Balian, setiap
munduk balian para Basir melakukan lunas ditemani dengan alat musik Katambung
(alat musik tabuh) prosesi melakukan lunas cukup panjang mulai dari Narinjet dan Nantilang Liau sampai dengan Lunas
Pambuli Sangiang. Demikian dibawah ini kita akan mendengar pengelan Lunas/Tuturan
ayat Balian Mujan Balai dalam prosesi
ritual Balian, perlu dijelaskan bahwa Mujan Balai adalah suatu prosesi dimana
balian menjelaskan bahwa beras yang mereka jadikan media penghubung antara para
balian dengan Sangiang Tarantang Garu (leluhur yang menjadi sahur para basir),
seperti demikian dibawah ini;
“Gemerincing suara tawur menghujani seluruh
ruang balai, bagaikan suara jala terlepas dari gantungannya”
“Tawur turun dan tiba diantara para sangiang
yang sedang duduk berkumpul didalam ruangan balai tua pimpinan”
“Dengan kehadiran tawur diantara merekapun
jadi gemetar dan mereka merasa kaget”
“Tawur berada diantara para sangiang, ditengah
kelompok anak-anak, dewasa dan orang-orang”
“Mereka bertanya pada dirinya; mengapa badanku
terasa gemetar binggung dan kaget?”
“Dikira dandang tingang terlepas jatuh dari
ujung Sampulau Dare yang kupasang disisi Lawung, kenyataanya bukan demikian.”
“Dikira kalung emasku terlepas putus talinya
yang baru saja dibuat tadi, juga bukan demikian”
“Serentak sangiang melihat diatas tikar, maka
terlihatlah oleh mereka ada perjalanan tawur baru tiba”
“Barebutan sangiang duduk sama-sama ingin
mengenal tawur, bagaikan burung tinggang berebut makan buah beringin”
“Saya menyebutnya tawur dari orang yang saat
berjalan dihutan, akan tetapi Tawur ini tidak ada bercampur ricihan daun-daunan”
“Saya menyebutnya tawur dari orang yang
melakukan perdamaian, akan tetapi Tawur ini tidak ada bercampur curia emas dari
cincin emas”
“Saya menyebutnya tawur dari orang yang
melakukan upaca pemandian suci pemberian nama, akan tetapi Tawur ini tidak ada
bercampur mayang pinang, dan selanjutnya ayat 31,32,33,34,35,36 dan selanjutnya
ayat 44”
“Mereka
dengan serempak bersama-sama mengumpul Beras Tawur, kemudian menyimpan dan
mengumpulnya Beras Tawur, kemudian menyimpannya memenuhi Garing Lalunjung
Pulang”
Walaupun sesungguhnya Lunas Mujab Balai adalah
bagian dari prosesi balian dan bagian dari ritual tetapi kita bisa mengambil
sedikit makna untuk kehidupan kita sehari-hari, yaitu dalam proses menjalani
hidup di dunia ini, ada beberapa hal yang menarik yang perlu dilihat untuk hal
itu diantaranya
Disini telihat jelas ada sesuatu yang
baru datang (Beras Tawur) yang terlihat sebagai benda asing pada saat itu, ketika
adanya sesuatu yang asing maka akan adanya tanda-tanda dari dalam tubuh/pikiran
atas hal yang baru tersebut dan akan memunculkan sebuah RESPON terlihat dari lunas
balian diatas “Dengan kehadiran tawur diantara merekapun jadi gemetar dan mereka merasa
kaget.”Adapun respon terhadap sesuatu yang baru datang (Beras Tawur)
maka yang terjadi adalah SEBUAH PERTANYAAN? dari pertanyaan ini maka akan
muncul yang namanya HIPOTESIS jawaban sementara/ pandangan kasarnya tersebut
terlihat dari frasa-frasa dari lunas “Mereka bertanya pada dirinya; mengapa
badanku terasa gemetar binggung dan kaget?” Respon yang pertama dari
SISTEM/PROSES didalam frasa-frasa ayat diatas adalah sebagai mana berikut “Dikira
dandang tingang terlepas jatuh dari ujung Sampulau Dare yang kupasang disisi
Lawung, kenyataanya bukan demikian.” Hal ini menunjukkan respon pertama
yang dilakukan adalah melihat KEDALAM
DIRI SENDIRI bukan MELIHAT KELUAR
sampai melihat kedalam menjadi tuntas maka akan terjadi sebuah kesimpulan
tertutup yang pasti YA dan TIDAK terlihat dari frasa-frasa lunas
muja yang demikian “kenyataanya bukan demikian” maka barulah demikian Kita MELIHAT
KELUAR Ketika kita melihat keluar maka akan lebih rumit karena HARUS DIANALISA
coba kita lihat dari frasa-frasa “Saya menyebutnya tawur dari orang yang saat
berjalan dihutan, akan tetapi Tawur ini tidak ada bercampur ricihan daun-daunan
dan Saya menyebutnya tawur dari orang yang melakukan perdamaian, akan tetapi
Tawur ini tidak ada bercampur curia emas dari cincin emas” mungkin
disini ada yang.
Mempelajari filsafat yang lebih
dalam!! Reoni dengan pengetahuan yang saya dulu pernah diajari untuk hal
tentang Premis Mayor// Premis Monir// Kesimpulan serta KEKELIRUAN-KELIRUANNYA
hal ini ditunjukkan juga dalam frasa-frasa ini tanpa kita harus melihat dimana
kekeliruaanya untuk menganalisa dan suatu pola pikir yang terstruktur. Dalam
suatu system ada sebuah TIM dalam TIM yang perlu diingat!!! adalah bukan berapa
banyak orang hebatnya tetapi bagaimana kita melihat orang yang paling LEMAH
dalam TIM tersebut serta sekecil apapun celah itu harus kita perhatikan, coba
kita lihat analogi ini pada sebuah RANTAI jenis apapun yang saling menyambung,
jika dalam sambungan tersebut dicoba untuk ditari dari satu ujung ke ujung
lainnya maka pada daerah rantai-rantai yang paling kuat tidak perlu kita khawatirkan
untuk terjadi putus tetapi pada rantai yang lemah dan rapuh itu yang sangat
kita khawatirkan dan potensial besar untuk putus coba kita berkaca dari
frasa-frasa “Mereka dengan serempak bersama-sama mengumpul Beras Tawur, kemudian
menyimpan dan mengumpulnya Beras Tawur, kemudian menyimpannya memenuhi Garing
Lalunjung Pulang dan yang lebihnya disimpan didalam SANGKU”.***
No comments:
Post a Comment