Kayu Ulin Dihutan |
B
|
Diceritakan
bahwa di langit (alam Dewa/Nayu) tersebutlah 2 orang anak yang bersaudara
kandung yang bernama SAMENTA dan SAMENTO. Mereka berdua tinggal bersama ke-dua
orang tuanya. Nama orang tuanya yaitu RAW WEWE OLO, sedangkan nama ibunya
adalah APEN RARONDENG. Samenta merupakan adik dari Samento. Mereka hidup dengan
rukun dan mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Di alam Nayu, Raw Wewe
Olo dan istrinya senantiasa menjalankan tugasnya untuk menjaga dan memelihara
sebuah kayu yang bernama “Empong Baning”. Pohon ini akan berbuah dalam
selang waktu yang cukup lama. Pada suatu saat, pohon ini mulai terlihat
berbuah. Ketika buah-buahnya sudah mulai semakin tua, warnanyapun terlihat
semakin hitam pekat dan mengkilat sehingga memiliki daya tarik terhadap orang
yang melihatnya. Rupanya itulah yang membuat Samenta dan Samento menyukai buah
itu. Mereka berdua kemudian meminta kepada ayah dan ibunya agar memetik buah
tersebut untuk mereka.
Melihat
keinginan kedua anak mereka yang begitu besar terhadap buah tersebut, akhirnya
Raw Wawe Olo memetik buah itu dan memberikannya seraya bespesan “
jagalah buah ini dengan baiki, karena diantara beberapa buah kayu ini hanya
satu ini yang yang bisa kalian dapatkan untuk mainan. Sebelum memetiknyapun
bapak harus minta ijin dahulu kepada roh penguasa kayu ini, yaitu yang bernama
Antung Tiong. Selain itu kalian akan melihat buah kayu ini dalam selang waktu
yang sangat lama, yaitu ketika kayu ini berbuah lagi”. Sesungguhnya Raw Wawe
Olo sudah mengetahui bahwa sudah tiba waktunya buah kayu ini akan jatuh ke
bumi. Namun hal ini tidak diciritakan oleh Raw Wawe Olo kepada kedua anaknya.
Setalah panjang lebar mendengar pesan dari orang tuanya, Samenta dan Samento
akhirnya pamit untuk bermain. Hari demi hari mereka lalui dengan bermain buah
kayu ini. Kini tiba saatnya waktu untuk buah kayu itu jatuh ke bumi. Tiba-tiba
saja, katika Samenta dan Samento sedang asik bermain seperti ada kekuatan yang
menggerakan tangan Samenta, buah itu jatuh dan terhempas ke bumi. Melihat
mainan kesayangan mereka jatuh, segeralah dilaporkan kepada orang tuanya, serta
meminta kembali buah tersebut. Mendengar hal itu, Raw Wawe Olo hanya
menyampaikan kembali pesan yang pernah ia sampaikan dulu kepada anaknya.
Samenta dan Samento hanya dapat menyadari kelengahan mereka berdua, seraya
meminta maaf kepada ayahnya atas tuntutan itu. Mereka hanya bisa
bersabar, menunggu waktu kayu Empong Baning itu berbuah lagi.
Berbagai Ukiran Masyarakat Dayak |
Oleh masyarakat Kilip dikenal
sebagai orang yang memiliki akal dan wawasan yang sangt luas karena secara
langsung ia pernah menyaksikan bagaimana upacara wara yang ada di alam lain
atau sebuah kehidupan setelah kematian sehingga beliau juga dikenal sebagai
Guru Agung atau Purohita. Dari Kilip, Bulau Tatau dan Bilih Mayang mendapat
pendapat petunjuk agar mereka menghadap Datu Tuo Manan Tuo Datu Tuo Lalung
Aning yaitu manifestasi Tuhan yang berstana pada Kriring Usang dengan membawa
persembahan seperti Weah Mea Melintang, Tebingkar (Perapen), Bane/Bani
(Lamang),Tuak dan Parangkang Piak Mea.
2 comments:
BANDAR MIX PARLAY TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME.
Join US ! klik link di bawah ini ?
Bandar Bola
Slot
Casino Online Terpercaya
togel online
poker
WA : +6281391920885
IG: @csligaidola
FB : PARLAYMANIA
Untuk info lebih lanjut silakan di ADD ya ^^
Sangat bermanfaat, dan bertambahlah ilmu dan wawasan saya. Terimakasih
Post a Comment