Gambar

Gambar
SELAMAT MEMBACA,HATAMUEI LINGGU NALANTAI HAPANGAJA KARENDEM MALEMPANG

07 July 2014

HINDU KAHARINGAN BAGAI MADU DAN RACUN


T
eman-teman yang selalu dalam lindungan dan dianugerahi oleh Ranying Hatala, pada waktu yang berbahagia ini saya secara pribadi ingin mempersembahkan sebuah tulisan sebagai bentuk ungkapan kecintaan pribadi akan Hindu Kaharingan.

Tulisan ini saya beri judul Madu dan Racun yang sesungguh terinpirasi dari sebuah buku yang pernah dibaca, sekiranya jika ada penulisan yang tidak berkenan berharap penuh itu tidak diambil sebagai sebuah serangan tetapi ini adalah buah pemikiran yang tentulah jauh dari kesempurnaan.

Teman-teman dan saudara-saudara tercinta yang selalu dalam lindungan Ranying Hatala sudah tentu ajaran Kaharingan (dulunya tidak memiliki nama/berbagai sebutan/anonim) adalah ajaran yang diturunkan dari Langit dan semua pemeluknnya percaya akan hal itu, semua dicontoh dan di ajarkan kepada leluhur bahkan sebelum mereka turun dari Khayangan/ Lewu Bukit Batu Nindan Tarung Kereng Angkar Bantilung Nyaring tentu kita tidak memaksa semua orang untuk percaya dengan hal tersebut!. Walaupun pada realitanya semua ajaran agama juga berpikir sama bahwa manusia yang pertama berasal dari langit, pada kesempatan ini penulis membatas diri (karena penulisan ini bukan penulisan Histori) untuk mulai membahas Ajaran Kaharingan (dulunya tidak memiliki nama/berbagai sebutan/anonim) sejak perpindahan penduduk Yunan dari Cina Selatan yang diperkirakan pada tahun 3000-1500 SM (sebelum masehi) yang menjadi suku Dayak jika demikian maka sejak itulah ajaran leluhurku yang murni dan maha suci ini ada, “jika kita berpandangan dengan kerangka ilmiah yang masih diterima oleh beberapa ilmuwan”, beribu-ribu tahun lamanya sebelum adanya ajaran-ajaran baru yang masuk dan datang kepulau Borneo atau bahkan hidup dan berkembang diseluruh penjuru dunia, setelah melihat usia tersebut beberapa pertanyaan mungkin muncul dalam benak kita.
Tua sekali ajaran itu, masihkah memiliki relefansi dengan kehidupan kita dimasa sekarang?

Barang tentu ada yang berpikir ajaran itu ketingalan jaman sehingga perlu untuk diperbaiki atau direvisi, pemikiran ini menjadi sebuah ketakutan bagi beberapa umat yang kurang memahami, sebelum beranjak untuk membahas lebih dan lebih-lebih lagi mari kita melihat kebelakang hal yang terjadi sejak ribuan tahun yang silam (3000-1500 SM) adakah peperangan dan pembantai manusia atas penyebaran ajaran dipulau Borneo tercinta ini bahkan keluar dari pulau ini (lihat ajaran-ajaran leluhur dinusantara yang belum beralkulturasi)? Tentu secara tegas terjawab tidak ada! Hal itu menunjukan bahwa ajaran datang dari kedamaian dan rasa cinta kepada sesama. Hal itu pun di dilihat dalam Panaturan
(Panaturan, 1; 5)
Sana pancaran atawa Sangkuwung te tege, palus ampi taluh ije kaput pijem te, uras manjadi balawa hayak barasih.
Terjemahan :
Setelah adanya pancaran/Sinar Tuhan, maka semua kegelapan yang ada berubah menjadi terang yang bersih.

Hal ini menujukan Sangkuwung/cahaya tersebut datang untuk membuat penerangan untuk setiap umat manusia yang ada dipermukaan bumi ini dan untuk menyebarkan cahaya tersebut tidak ada orang yang harus ditarik dari gelap untuk menuju ke dalam terang tetapi terang itu datang dari dalam diri seseorang seperti Sangkuwung yang muncul dari dalam kuasa Ranying Hatala. Selain pemikiran tidak adanya kekerasan/pemaksaan dalam berbagai penyebarannya sehingga membuat kita berpikir bahwa ajaran tersebut sangatlah relevan sejak ribuan tahun silam, ajaran-ajaran yang belum pernah digali lebih dalam walaupun demikian kehidupan sehari-hari umat telah menunjukan akan hal tersebut hanya saja tidak disadari.

Teman-teman yang selalu dalam lindungan dan dianugerahi oleh Ranying Hatala, perjalanan sejarah yang panjang membuat ajaran ini terbungkus oleh berbagai warna-warni dari kehidupan sehingga banyak orang kesulitan untuk melihat isi dalam yang sesungguhnya, hal tersebutlah yang membuat orang sulit merasa simpati, apa penyebabnya? Oleh karena pertama kali masyarakat melihat, mereka langsung terbawa keadaan sepintas lalu membuat sebuah stigma, Ajaran Kaharingan itu aneh, mereka menyembah patung-patung yang dibuat dengan muka-muka yang menyeramkan lagi, menduakan Tuhan, tidak ada ramainya, ibadah tidak mengunakan jas dan lain sebagainya. Atau pada sebagian orang mengatakan mengapa Tuhan harus diberikan persembahaan seperti Ayam, Babi (hewan korban lain), memerlukan banyak alat-alat uupakara yang tidak sesimpel agama yang lainnya ibadah seperti berjualan di pasar penuh dengan berbagai macam. Sesungguhnya hal tersebutkan bukan lah masalah Teman-teman yang selalu dalam lindungan dan dianugerahi oleh Ranying Hatala!! Karena memang sepintas Ajaran Kaharingan tidak akan mudah membuat orang-orang simpati apa lagi jatuh cinta hal ini didibaratkan ketika seorang laki-laki dan perempuan yang sama-sama belum pernah bertemu sebelumnya ketika saling melihat maka mukanya saja yang akan terlihat, maka setelah selesai bertemu maka yang keluar (output) adalah laki-laki tersebut tampan atau laki-laki tersebut jelek begito juga sebaliknya penilaian sang laki-laki hal tesebutlah yang terjadi pada kita, padahal sesungguhnya kita perlukan adalah hatinya, di ibarat kata “meskipun wajahnya cantik kalau hatinya berbulu apa gunanya,meskipun wajahnya jelek tapi kalau hatinya mulia tentu dicari orang” tetapi hanya mungkin tidak gampang membuat orang untuk berpola pikir yang demikian, sehingga sangat berbanggalah saudara-saudara yang bertahan sampai hari ini dengan pola pikir yang maha luas.

Jika pun suatu saat Ajaran ini akan direfisi atau diubah karena ketidak relefansinya, maka yang akan terjadi adalah membuat sebuah kesimpelan/kemudahan yang menjadi idola dizaman sekarang seperti makanan yang siap saji dalam satu paket hanya dengan duduk makanan akan datang dengan sendirinya atau dengan menyebut satu kata maka semua permasalahan saudara akan tuntas, barang tentu semua orang menginginkan hal tersebut siapa yang tidak memiliki berbagai masalah didalam kehidupannya, siapa yang tidak ingin untuk dilayani?, siapa yang tidak senang jika ada demikian? Tentu semua manusia akan tertarik tetapi keadaan seperti ini dapat diibaratkan memberikan racun dengan rasa madu bukan seperti kata dalam lirik lagu memilih rancu dan madu yang berada ditangan kanan atau tangan kiri mu tetapi, seperti obat-obat nyamuk yang beredar sekarang ini dengan bau yang harum seperti bunga lavender tetapi sangat mematikan.

No comments: