Kutipan dari Ayat-Ayat tersebut :
15.Dari jauh sudah terlihat oleh mereka bertiga ada cahaya, yaitu cahaya Gajah Bakapek Bulau, sinar Unta Hajaran Tandang Barikur Hintan, sangat besar sekali kelihatannya
16.Begitu mereka bertiga tiba, mereka berlari saling mendahului menuju Gajah Bakapek Bulau, Unta Hajaran Tandang Barikur Hintan, dan ternyata mereka bersama tiba dan langsung memegangnya
17.Mereka bertiga saling berebutan tarik-menarik, seraya berkata, kata Raja Sangen: Saya yang punya, kata Raja Sangiang: saya yang punya, begitu pula kata Raja Bunu dia yang punya, sahingga gemuruh sekali suara mereka bertiga berebutan
19.Setiba diBukit Engkan Penyang, Manyamei Tunggul Garing Janjuhunan Laut berkata : Haii anak-anakk kalian bertiga, jangan berebutan Gajah Bakapek Bulau, Unta Hajaran Tandang Barikur Hintan ini, lebih baik kalian bertiga sama-sama memilikinya sama-sama pula memeliharanya
20.Maka berkata Raja Sangen menjawab kata-kata ayahnya: Saya yang punya,sebab saya yang paling dahulu memelihatnya
21.Tidak demikian, kata Raja Sangiang menjawab kata-kata saudaranya Raja Sangen saya ini yang mempunyainya sebab saya yang paling dahulu melihatnya dan paling dahulu pula tiba
22.Kata Raja Bunu, menjawab perkataan kedua saudaranya: saya yang mempunyainya, sebab saya paling dahulu melihatnya dan saya juga yang paling dahulu memegannya
23.Marah sekali Raja Sangen mendengar perkataan kedua saudaranya tersebut, ia langsung menghunus Duhung Papan Bentengnya dan menikam Gajah Bakapek Bulau, Unta Hajaran Tandang Barikur Hintan
Mari kita bercermin kedalam ayat-ayat Panaturan tersebut diatas kemudian kita melihat kembali kronologis yang terjadi pada ketiga anak Manyamei Tunggul Garing Janjuhanan laut dan Kameluh Putak Bulau Janjulen Karangan Limut Batu Kamasan Tambun dimana mereka menemukan sebuah obyek TUNGGAL (Gajah bakapek Bulau, Untah Hajaran Tandan) dimana mereka sebagai objek kedua adalah 3 (bertiga) orang dimana objek kedua melebihi dari jumlah objek pertama letak permasalahannya bukanlah pada jumlah subjek yang melebihi jumlah objek tetapi terletak pada kata INGGIN MEMILIKI SUATU OBJEK YANG TUNGGAL itu adalah hal pertama yang dapat kita tarik.
Pada cerita berikutnya dalam ayat-ayat PANATURAN diatas terjadi KEKELIRUAN MEREKA PADA beberapa frasa-frasa ini :
Raja Sangen menjawab kata-kata ayahnya: Saya yang punya, sebab saya yang paling dahulu MELIHATNYA
Raja Sanggiang menjawab ; sebab saya paling dahulu MELIHATNYA dan saya juga yang paling dahulu MEMEGANGNYA
Raja Bunu menjawab ; saya yang paling dahulu MELIHATNYA dan paling dahulu pula TIBA
Hal ini menunjukan mereka telah dikelirukan oleh INDRIA-INDRIA dalam DIRI MEREKA sehingga akan terjadi hal pada cerita dibawah ini: Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya, "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi." Namun lebih celakanya pada cerita diatas adalah ketika mereka memperbutkan suatu objek tiba-tiba ada suatu TINGKAH LAKU (PSIKOMOTOR)//GERAK TUBUH YANG KEMUDIAN DILAKUKAN RAJA SANGEN adalah MENGHUNUS DOHONG PAPAN BENTENG PADA objek (Gajah bakapek Bulau, Untah Hajaran Tandan) yang diperebutkan.
Pada beberapa frasa-frasa//Kemudian ditemukan ada orang ketiga dari kedua objek seperti dalam kutipan ayat ini//Manyamei Tunggul Garing Janjuhunan Laut berkata : Haii anak-anakk kalian bertiga, jangan berebutan Gajah Bakapek Bulau, Unta Hajaran Tandang Barikur Hintan ini, lebih baik kalian bertiga sama-sama memilikinya sama-sama pula memeliharanya// dimana orang ketiga dalam ayat ini memberikan jalan WIN-WIN SOLUTION (ma”af tulisan gawur//maklum kemampuan bahasa yang kurang….hehe3) tetapi hal itu sangat TAMPAK TERASINGKAN karena obyek 2 (kedua) unsur indrianya telah ditutupi oleh unsur lain. Bila manusia dilihat dan dikaitkan unsur-unsur api adalah darah,dst (menurut pandangan beberapa orang) maka akan terlihat betul hal ini memang bisa terjadi.
Dari hal ini dapat ditarik sebuah kesimpulan singkatnya:
1.Jika ada suatu objek ingin memiliki objek lain yang tunggal, dimana objek yang ingin memiliki melebihi objek yang ingin dimiliki maka akan terjadi sebuah KONFLIK sebuah KONFLIK tidak akan menjadi masalah jika TIDAK ADA PSIKOMOTOR yang EXTRIM dimana jika dirunut Psikomotor yang EXL dimulai dari tertutupnya INDRIA.
2.Ketika ada sebuah Konflik maka objek lain sebagai orang Ketiga sering dilupakan tanpa melihat PERTIMBANGAN akan WIN-WIN SOLUTION
3. SUMBER DASAR dari semua ini adalah PANCA INDRA