K
|
etupat merupakan salah satu sarana pokok yang wajib
ada dalam ragam upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu Kaharingan khususnya
di Kalimantan Tengah, menurut kepercayaan nenek moyang ketupat itu ada sejak
mulai turunya Raja Bunu dari Khayangan dan tingal didunia ini, lalu kemudian
diajarkan kembali ketiak bawi Ayah turun kedunia. Ketupat dalam bahasa Dayak
Ngaju disebut Katupat. Ketupat dibuat dari daun kelapa yang dianyam sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu bentuk karya seni yang memiliki arti dan
makna, setelah ketupat selesai dibentuk makan ketupat di isi dengan beras biasa
atau juga ketan, ketupat ada berbagai macam jenis namun ada beberapa ketupat
yang dominan digunakan yaitu ketupat sinta dan ketupat manuk (ayam), sementara ketupat jenis yang lain digunakan sesuai dengan tujuan upacara yang dilakukan oleh umat. Adapun jenis-jenis ketupat adalah
yang dominan digunakan yaitu ketupat sinta dan ketupat manuk (ayam), sementara ketupat jenis yang lain digunakan sesuai dengan tujuan upacara yang dilakukan oleh umat. Adapun jenis-jenis ketupat adalah
1) Katupat
sinta, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan
melambangkan bhakti yang penuh cinta kasih dan tulus iklas.
2) Katupat
Manuk Pehuk, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan
dimana ketupat ini terbentuk seperti ayam betina.
3) Katupat
Manuk Jagau, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan
dimana ketupat ini terbentuk seperti ayam jantan.
4) Katupat
Balalung Manuk, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan.
5) Katupat
Sambawa, digunakan dalam upacara pakanan patahu, pakanan sahur
parapah, sebagai bentuk memohon perlindungan.
6) Katupat
Laok, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah, sebagai bentuk
memohon perlindungan dan mendapatkan kebahagian lahir dan bathin.
7) Katupat
Jantung, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah, sebagai
bentuk memohon perlindungan dan mendapatkan kebahagian lahir dan bathin.
8)
Katupat
Undang, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah
9)
Katupat
Kalialang, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah
10)
Katupat
Tampung Buhul, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
11) Katupat Sabuhul, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
12) Katupat Taraju, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
13) Katupat Balai, digunakan ketika upacara ritual
Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
14) Katupat Burung Dara, digunakan ketika upacara
ritual Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
15) Katupat itik, digunakan ketika upacara ritual Pakanan
Jatha/Paleteng Malambung
16) Katupat Bakaka, digunakan ketika upacara ritual
Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
17) Katupat Salipi Indu Sangumang, digunakan
ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
18) Katupat Indu Sangomang, digunakan
ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
19) Katupat Butah Indu Sangumang, digunakan
ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
20) Katupat Tampung Penyang digunakan
ketika upacara ritual Balaku Untung sebagai bentuk memohon diberikan rejeki dan
umur panjang
21) Katupat Burung Laut, digunakan ketika upacara
ritual Balaku Untung
22) Katupat Tampung Untung, digunakan
ketika upacara ritual Balaku Untung
23) Katupat Tasal Bawi, digunakan ketika upacara
ritual Balaku Untung
24) Katupat Tasal Hatue, digunakan ketika upacara
ritual Balaku Untung
25) Katupat Bua Sanggalang, digunakan
ketika upacara ritual Balaku Untung
26) Katupat Takung Bahesei, digunakan
ketika upacara ritual Balaku Untung
27) Katupat
Lepau, digunakan ketika upacara ritual Balaku Hambaran Parei sebagai bentuk
memohon agar padi yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan mendapat hasil
panen yang banyak
28) Katupat Balanti, digunakan ketika upacara ritual
Balaku Hambaran Parei
29) Katupat Anak Andau, digunakan ketika upacara
ritual Balaku Hambaran Parei
30) Katupat Kariau, digunakan ketika upacara ritual
Ngariau Tana
31) Katupat Puting Beliung, digunakan
ketika upacara ritual Manganan Sial
32) Katupat Lapas Bawie, digunakan ketika upacara
ritual Manganan Sial
33) Katupat Lapas Hatue, digunakan ketika upacara
ritual Manganan Sial
34) Katupat Puting, digunakan ketika upacara ritual
Nyadiri/Ngapatung sebagai bentuk memohon keselamatan hidup
35) Katupat Gayam, digunakan ketika upacara ritual
mengobati orang sakit
36) Katupat Manuk Pukung, digunakan ketika upacara
ritual Pakanan Dahiang untuk membuang firasat buruk
37) Katupat Bawang, digunakan sebagai tempat tatamba
(Eka, 2014)
Selain itu
ada juga sesajen yang disebut tanehi, yaitu beras yang sudah dibersihkan di
bungkus dengan daun tebu kemudian daun tebu pembungkusnya tersebut diikat agar
tidak terlepas ketika memasaknya, tanehi ini dimasak dengan cara direbus
didalam panci sampai menjadi masak atau bisa juga daun tebu tadi dimasukkan
dalam bambu kemudian bambunya dimasak seperti memasak ketan setelah masak maka
tanehi diangkat dan daun tebu pembungkusnya dilepas, untuk tanehi itu sendiri
rasanya seperti nasi tetapi akan terasa keras. Tanehi ini bisa disajikan
didalam piring sendiri tetapi juga bisa disajikan satu tempat dengan ketupat
dan bukan yang lainnya, Tanehi ini dalam bahasa sangiang disebut Tanehi Tekang Pampang Dohong tanehi
melambangkan kebulatan tekat yang kuat dalam memberikan persembahan kepada
Sahur Parapah.
1 comment:
Lamus pahari, syg ah jatun foto atau gambar tersendiri sesuai ngaran katupat ah.
Post a Comment