Gambar

Gambar
SELAMAT MEMBACA,HATAMUEI LINGGU NALANTAI HAPANGAJA KARENDEM MALEMPANG

22 July 2013

ASAL USUL ADANYA KAYU ULIN MENURUT MASYARAKAT BARITO


Kayu Ulin Dihutan

B
ahan yang bisa digunakan dalam pembuatan Kriring adalah kayu Ulin. Penggunaan kayu Ulin sebagai bahan untuk membuat Kriring adalah berdasarkan atas mitologi dari suku Dayak Dusun bahwa kayu Ulin berasal dari alam Nayu (Dewa yang berasal dari roh suci leluhur yang telah lama disthanakan pada Kriring Usang Tabla Ola) pada langit ke-tujuh. Badap dan Ranja (Wawancara, 28 Juli 2009) menyatakan mitologi tersebut sebagai berikut:
Diceritakan bahwa di langit (alam Dewa/Nayu) tersebutlah 2 orang anak yang bersaudara kandung yang bernama SAMENTA dan SAMENTO. Mereka berdua tinggal bersama ke-dua orang tuanya. Nama orang tuanya yaitu RAW WEWE OLO, sedangkan nama ibunya adalah APEN RARONDENG. Samenta merupakan adik dari Samento. Mereka hidup dengan rukun dan mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya. Di alam Nayu, Raw Wewe Olo dan istrinya senantiasa menjalankan tugasnya untuk menjaga dan memelihara sebuah kayu yang bernama “Empong Baning”.  Pohon ini akan berbuah dalam selang waktu yang cukup lama. Pada suatu saat, pohon ini mulai terlihat berbuah. Ketika buah-buahnya sudah mulai semakin tua, warnanyapun terlihat semakin hitam pekat dan mengkilat sehingga memiliki daya tarik terhadap orang yang melihatnya. Rupanya itulah yang membuat Samenta dan Samento menyukai buah itu. Mereka berdua kemudian meminta kepada ayah dan ibunya agar memetik buah tersebut untuk mereka.

ANUGERAH TIWAH PADA SANGKAIRAYA.





S
emua orang yang pernah melihat, menonton ataupun melaksanakan ritual Tiwah pasti mengatakan bahwa ritual tiwah merupakan ritual yang sangat megah, penuh dengan banyak orang dari berbagai tempat, keramaian yang sangat luar biasa dengan berbagai macam kegiatan hal ini disebabkan oleh berbagai bentuk aktivitas sosial kemasyarakatan yang melingkupinya dan tidak kurang aktivitas tersebut sangat menarik perhatian banyak orang (bagi keluarga dan tamu) sehingga banyak yang datang untuk melihat Ritual Tiwah. Dahulunya bahkan mungkin ada sampai sekarang banyak orang jika ditanya ingin kemana? ketika tujuan perjalanannya mendatangi Ritual Tiwah, maka dijawab mendatangi “Pesta” Tiwah, dimana kata “Pesta” tersebut menunjukan hal yang penuh dengan keramaian. Tetapi  apakah itu sebenar yang menjadi objek utama bagi orang-orang didalam Ritual Tiwah?