Gambar

Gambar
SELAMAT MEMBACA,HATAMUEI LINGGU NALANTAI HAPANGAJA KARENDEM MALEMPANG

05 November 2014

KETUPAT SUKU DAYAK NGAJU



K
etupat merupakan salah satu sarana pokok yang wajib ada dalam ragam upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu Kaharingan khususnya di Kalimantan Tengah, menurut kepercayaan nenek moyang ketupat itu ada sejak mulai turunya Raja Bunu dari Khayangan dan tingal didunia ini, lalu kemudian diajarkan kembali ketiak bawi Ayah turun kedunia. Ketupat dalam bahasa Dayak Ngaju disebut Katupat. Ketupat dibuat dari daun kelapa yang dianyam sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu bentuk karya seni yang memiliki arti dan makna, setelah ketupat selesai dibentuk makan ketupat di isi dengan beras biasa atau juga ketan, ketupat ada berbagai macam jenis namun ada beberapa ketupat
yang dominan digunakan yaitu ketupat sinta dan ketupat manuk (ayam), sementara ketupat jenis yang lain digunakan sesuai dengan tujuan upacara yang dilakukan oleh umat. Adapun jenis-jenis ketupat adalah
1)    Katupat sinta, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan melambangkan bhakti yang penuh cinta kasih dan tulus iklas.
2)  Katupat Manuk Pehuk, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan dimana ketupat ini terbentuk seperti ayam betina.
3)  Katupat Manuk Jagau, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan dimana ketupat ini terbentuk seperti ayam jantan.
4)    Katupat Balalung Manuk, digunakan pada semua jenis upacara agama Hindu Kaharingan.
5)   Katupat Sambawa, digunakan dalam upacara pakanan patahu, pakanan sahur parapah, sebagai bentuk memohon perlindungan.
6)     Katupat Laok, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah, sebagai bentuk memohon perlindungan dan mendapatkan kebahagian lahir dan bathin.
7)      Katupat Jantung, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah, sebagai bentuk memohon perlindungan dan mendapatkan kebahagian lahir dan bathin.
8)           Katupat Undang, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah
9)           Katupat Kalialang, digunakan dalam upacara pakanan sahur parapah
10)      Katupat Tampung Buhul, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
11)      Katupat Sabuhul, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
12)      Katupat Taraju, digunakan ketika upacara ritual Mambuhul
13) Katupat Balai, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
14)   Katupat Burung Dara, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
15)      Katupat itik, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
16) Katupat Bakaka, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Jatha/Paleteng Malambung
17)   Katupat Salipi Indu Sangumang, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
18) Katupat Indu Sangomang, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
19)    Katupat Butah Indu Sangumang, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Indu Sangumang ataupun Balaku Untung
20)  Katupat Tampung Penyang digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung sebagai bentuk memohon diberikan rejeki dan umur panjang
21)      Katupat Burung Laut, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
22)      Katupat Tampung Untung, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
23)      Katupat Tasal Bawi, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
24)      Katupat Tasal Hatue, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
25)      Katupat Bua Sanggalang, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
26)      Katupat Takung Bahesei, digunakan ketika upacara ritual Balaku Untung
27)   Katupat Lepau, digunakan ketika upacara ritual Balaku Hambaran Parei sebagai bentuk memohon agar padi yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan mendapat hasil panen yang banyak
28)      Katupat Balanti, digunakan ketika upacara ritual Balaku Hambaran Parei
29)      Katupat Anak Andau, digunakan ketika upacara ritual Balaku Hambaran Parei
30)      Katupat Kariau, digunakan ketika upacara ritual Ngariau Tana
31)      Katupat Puting Beliung, digunakan ketika upacara ritual Manganan Sial
32)      Katupat Lapas Bawie, digunakan ketika upacara ritual Manganan Sial
33)      Katupat Lapas Hatue, digunakan ketika upacara ritual Manganan Sial
34)  Katupat Puting, digunakan ketika upacara ritual Nyadiri/Ngapatung sebagai bentuk memohon keselamatan hidup
35)      Katupat Gayam, digunakan ketika upacara ritual mengobati orang sakit
36)      Katupat Manuk Pukung, digunakan ketika upacara ritual Pakanan Dahiang untuk membuang firasat buruk
37)      Katupat Bawang, digunakan sebagai tempat tatamba
(Eka, 2014)

Selain itu ada juga sesajen yang disebut tanehi, yaitu beras yang sudah dibersihkan di bungkus dengan daun tebu kemudian daun tebu pembungkusnya tersebut diikat agar tidak terlepas ketika memasaknya, tanehi ini dimasak dengan cara direbus didalam panci sampai menjadi masak atau bisa juga daun tebu tadi dimasukkan dalam bambu kemudian bambunya dimasak seperti memasak ketan setelah masak maka tanehi diangkat dan daun tebu pembungkusnya dilepas, untuk tanehi itu sendiri rasanya seperti nasi tetapi akan terasa keras. Tanehi ini bisa disajikan didalam piring sendiri tetapi juga bisa disajikan satu tempat dengan ketupat dan bukan yang lainnya, Tanehi ini dalam bahasa sangiang disebut Tanehi Tekang Pampang Dohong tanehi melambangkan kebulatan tekat yang kuat dalam memberikan persembahan kepada Sahur Parapah.

1 comment:

Alen satyawan said...

Lamus pahari, syg ah jatun foto atau gambar tersendiri sesuai ngaran katupat ah.